Monday, September 8, 2008
Geliat mukena Tasikmalaya
Meski tak seramai tahun lalu, pesanan mukena di Tasik tiga bulan belakangan meningkat tajam. Para pengrajin pun harus lembur demi memenuhi pesanan. Untung mesin bordir senilai Rp 600 juta, datang tepat waktu.
Senja sudah merambat malam di Desa Pegaden, Kawalu, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (12/8). Seakan berlomba, suara mesin bordir dari tiap rumah penduduk pun mulai mengisi malam desa yang terkenal dengan kerajinan bordir Tasik tersebut.
Di serambi rumah Uha Ruhana (40), lima pekerja, satu di antaranya wanita, sibuk menyelesaikan bordir untuk mukena. Ya, sebulan belakangan ini mereka wajib lembur hingga pukul 22.00 gara-gara membanjirnya order. "Kami libur lembur hanya malam Minggu saja," kata Uha seraya bercerita, belakangan order bordir meningkat 30 persen. Uha terpaksa mewajibkan pekerjanya lembur karena susah mencari pekerja tambahan. "Kalau tidak lembur, pesanan tak mungkin terkejar." Kalau toh sampai kewalahan, ia akan "melempar" pesanan itu ke para tetangga yang hampir semuanya punya mesin bordir.
Tak hanya lima pekerjanya yang dikerahkan menyelesaikan pesanan, istri Uha, Een Khoeriyah (37), dan anaknya, Sova Patrotul Alawiyah (17), juga dilibatkan. Ibu dan anak ini bertugas melubangi kain dan merapikan benang, sebelum pesanan mukena diserahkan ke pemesannya, pasangan Hery Hasan (50) dan Ny. Titik Suprapti, pemilik Kabisa Bordir.
Selama ini Uha memang memilih hanya jadi pengrajin. Semua produksi mukenanya disetor ke Kabisa Bordir. "Ada, sih, keinginan memasarkan sediri, tapi untuk saat ini kami sudah komit dengan Bu Titik." Sudah lama pria berambut panjang ini bekerjasama dengan Titik dan Hasan yang masih ada ikatan saudara. "Selama ini tidak ada masalah. Kami selalu bisa menyelesaikan pesanan tepat waktu."
Jakarta Hingga Malaysia
Soal tenggat, memang harus ditaati para pengrajin bordir di Tasik. Sebab, para pedagang, termasuk Titik dan Hery, tiap Minggu dan Rabu malam membawa dagangannya ke Jakarta atau ke kota-kota lain seperti Cirebon dan Yogya. "Jadi, Senin dan Kamis pagi, kami sudah siap jualan di Jakarta," kata Titik.
Titik yang menjual mukena dengan dua motif, Aster dan Gepe, mengamini peningkatan pesanan dan penjualan menjelang Ramadhan tahun ini. "Memang, dibanding tahun lalu, pesanan tahun ini sedikit menurun. Tahun lalu, tiga bulan menjelang puasa sudah ramai. Sekarang, sih, baru mulai ramai sebulan belakangan,' imbuh Hery.
Peningkatan order, jelas Herry, bisa mencapai 100 persen, bahkan lebih. "Kalau pastinya, tidak tentu. Yang jelas, sekali berangkat ke Jakarta, paling banyak bawa mukena, sajadah, dan tasnya, sekitar 40 kodi," tandas Hery yang selain pada Uha, juga memesan pada adiknya yang punya 30 karyawan. Padahal, di rumahnya di bilangan Perumahan Pondok Tandala, Kawalu, Tasikmalaya, Hery juga punya 3 karyawan penjahit mukena.
Uniknya, sebagian besar mukena yang dibawa Herry ke Jakarta, merupakan pesanan dari berbagai daerah, seperti Padang, Makassar, Balikpapan, Samarinda, Lampung, bahkan Malaysia. "Kebanyakan, sih, dari luar Jawa. Ada yang datang mengambil ke Jakarta, ada pula yang sampai sekarang saya belum pernah bertemu. Jadi, pesan lewat telepon, lalu saya kirim dari Jakarta. Uangnya ditransfer," urai Titik yang menjual satu set mukena Rp 170 ribu. "Kalau kodian, harga lebih murah, Rp 160 ribu."
Tren Gelombang Cinta
Selain Kawalu, ada pula Kampung Cimawate, Karunajaya, Sukaraja, yang juga jadi pusat bordir di Tasik. Ndang Wanda (45) yang punya satu mesin bordir komputer dan 80 mesin manual ini mengaku, tiap ke Jakarta membawa mukena dengan total nilai Rp 80 juta.
Ayah 4 anak ini memang banyak memproduksi mukena untuk kelas menengah-atas. Harga perkodinya paling murah Rp 2 juta dan paling mahal Rp 3,5 juta dengan bahan kain semi-sutera.
Diakui Ndang, tiga bulan menjelang Ramadhan, pesanan mukena mulai berdatangan. Beruntung, Rabu (13/8) lalu, mesin bordir komputer seharga Rp 600 juta yang khusus didatangkan dari Jepang, tiba di rumahnya. "Jadi lumayan, bisa nguber pesanan yang mulai banyak."
Jika kini Ndang tengah sibuk-sibuknya nguber pesanan mukena untuk Ramadhan dan Lebaran, jangan kira usai Lebaran ia dan karyawannya bisa ongkang-ongkang kaki. Justru Ndang harus bergegas memenuhi pesanan mukena untuk masa umrah hingga menjelang Lebaran Haji nanti.
Selain Ndang, pasangan H. Agus dan Hj. Wiwin juga menjadi pengrajin mukena yang terbilang sukses di Kampung Cimawate. Meski merahasiakan omsetnya, Wiwin mengaku punya 3 mesin bordir komputer. Masing-masing punya 10 "kepala" yang bisa membordir di saat bersamaan. Selain itu, ia juga punya puluhan mesin bordir manual. Wiwin juga sependapat, pesanan tahun ini menurun. Padahal, Lebaran tahun lalu, Wiwin berhasil mendapat "THR" sebuah laptop dari toko benang langganannya karena ia membeli benang dalam jumlah amat banyak.
Soal merosotnya pesanan tahun ini, diduga Wiwin lantaran harga kain dan benang yang terus meningkat dari bulan ke bulan. "Sementara untuk menaikkan harga mukena juga susah, karena harus bersaing dengan pengrajin lain," tambah Wiwin sambil bercerita tentang tren gaya Gelombang Cinta yang melanda dunia mukena belakangan ini.
Roda ekonomi di Kampung Cimawate memang digerakkan oleh usaha mukena. Menurut salah seorang warga, nyaris semua pengrajin di kampung ini menggapai sukses. Salah satu indikasinya, ada 24 orang yang akan berangkat haji tahun ini. "Tahun lalu malah 32 orang." Selain pergi haji, ukuran sukses juga tercermin dari beberapa bangunan rumah tingkat di kampung ini.
Sumber ; http://www.tabloidnova.com
"Klik di gambar atau tulisan2 diatas/dibawah ini ! "/"Click on Pictures or Text on above/below " :
SELAMAT DATANG ...
Situs blog “Berita harianku” adalah situs blog yang berisi aneka informasi meliputi: berbagai macam artikel menarik dan unik yang diambil dari berbagai situs, informasi berita harian dari berbagai situs : kompas, liputan 6, detik, media Indonesia , antara, tempo dll, juga terdapat aneka link situs informasi seputar kesehatan, pengetahuan, kuliner, wisata, serta info-info menarik lainnya yang bermanfaat untuk Anda.
Situs blog “Berita harianku “ hadir untuk membantu memberikan layanan aneka informasi bermanfaat bagi Anda, bukan bermaksud untuk “menjiplak”/”mengcopy” artikel, melainkan untuk membantu mengumpulkan berbagai artikel menarik dari berbagai situs agar semakin banyak diketahui masyarakat luas. Turut berperan dalam memperhatikan kode etik jurnalistik serta hak cipta, dengan cara mencantumkan dan mempopulerkan situs asal sumber artikel serta penulisnya. Atas keberatan pemuatan artikel di situs blog ini, atau kritik dan saran, mohon kirim email ke aeroorigami@yahoo.com.
Segala bentuk layanan penjualan atau iklan di situs ini, bukan merupakan sebuah rekomendasi melainkan hanya sebagai penyampai informasi saja… Nikmati sajian informasi dari situs blog “Berita harianku” dan…Jadikan situs ini sebagai “teman” bacaan online Anda setiap harinya..!
_________________________________________________________________________________________
No comments:
Post a Comment