Wednesday, September 10, 2008
Kunir dan Keluak pun Jadi Kaligrafi
SURABAYA - Seekor burung garuda mencengkeram puncak Tugu Monas. Tepat di bawah tugu, gedung-gedung pemerintahan tenggelam akibat diterjang air bah. Pada saat bersamaan, di langit terdapat tulisan Arab berbunyi Astagfirullah. Itu salah satu karya yang dipamerkan dalam pameran lukisan kaligrafi bertajuk Firman-Mu Sumber Keteduhan Hati di Galeri Surabaya kemarin (5/9).
Pameran bersama tersebut memajang 25 lukisan karya enam pelukis kaligrafi Jawa Timur. Mereka adalah Budi Sulaiman, Bambang Tri E.S., Salim N.D., Zaid Jubir, M. Djuhadi Djauhar, dan A. Rachman. Meski sama-sama menekuni seni lukis kaligrafi, mereka memperlihatkan gaya masing-masing dalam mempresentasikan ide. Sebagian pelukis juga memilih media "tidak biasa" untuk karya mereka.
M. Djuhadi Djauhar, misalnya. Pelukis asal Kediri itu menggunakan media rempah-rempah (kunir, keluak) dan kapur sebagai pengganti cat. Guru seni rupa itu juga memanfaatkan jelaga, kuning telur, dan arang dalam lukisannya. Kadang dia juga mencampurkan bunga kesumba sebagai tambahan.
Benda-benda tersebut bisa menghasilkan warna mirip cat minyak. "Misalnya, kunir untuk warna kuning dan keluak untuk warna cokelat tua," jelas pria 60 tahun itu.
Ditanya kenapa menggunakan benda-benda pengganti cat tersebut, pelukis kelahiran 31 Oktober 1948 itu menyebut dua alasan. Salah satunya, itu cara mencari identitas sebagai pelukis. "Yang kedua, ini salah satu upaya memanfaatkan kekayaan alam Indonesia," jelasnya.
Tak seperti Djuhadi yang berkreasi dengan rempah-rempah, A. Rachman memilih memadukan akrilik, lem tembok, dan pasir sebagai media lukis. Mengusung jalur kontemporer, pelukis asli Surabaya tersebut menciptakan lukisan kaligrafi dengan goresan-goresan spontan. Itu, misalnya, terlihat pada karyanya yang bertajuk Demi Masa. Dari jauh, lukisan kaligrafi bertulisan Wal Ashr (demi masa) itu tampak seperti lukisan cat akrilik biasa. Namun, bila dilihat dari dekat, akan tampak sekumpulan pasir yang menghiasi beberapa huruf Arab itu.
Pameran tersebut juga menampilkan kaligrafi timbul karya Bambang Tri E.S. Memanfaatkan bidang dan garis, seniman asli Sidoarjo itu memakai geiso (semacam pasta) dipadu akrilik untuk menuangkan ide.
Pameran lukisan yang dijadwalkan berlangsung hingga 13 September itu, menurut Djuhadi, merupakan salah satu upaya menaikkan kembali pamor lukisan kaligrafi. "Pameran bersama ini diharapkan membuka mata masyarakat bahwa lukisan kaligrafi memiliki muatan sejajar dengan karya seni rupa lain," jelasnya. (ken/soe)
Sumber: http://www.jawapos.co.id
"Klik di gambar atau tulisan2 diatas/dibawah ini ! "/"Click on Pictures or Text on above/below " :
SELAMAT DATANG ...
Situs blog “Berita harianku” adalah situs blog yang berisi aneka informasi meliputi: berbagai macam artikel menarik dan unik yang diambil dari berbagai situs, informasi berita harian dari berbagai situs : kompas, liputan 6, detik, media Indonesia , antara, tempo dll, juga terdapat aneka link situs informasi seputar kesehatan, pengetahuan, kuliner, wisata, serta info-info menarik lainnya yang bermanfaat untuk Anda.
Situs blog “Berita harianku “ hadir untuk membantu memberikan layanan aneka informasi bermanfaat bagi Anda, bukan bermaksud untuk “menjiplak”/”mengcopy” artikel, melainkan untuk membantu mengumpulkan berbagai artikel menarik dari berbagai situs agar semakin banyak diketahui masyarakat luas. Turut berperan dalam memperhatikan kode etik jurnalistik serta hak cipta, dengan cara mencantumkan dan mempopulerkan situs asal sumber artikel serta penulisnya. Atas keberatan pemuatan artikel di situs blog ini, atau kritik dan saran, mohon kirim email ke aeroorigami@yahoo.com.
Segala bentuk layanan penjualan atau iklan di situs ini, bukan merupakan sebuah rekomendasi melainkan hanya sebagai penyampai informasi saja… Nikmati sajian informasi dari situs blog “Berita harianku” dan…Jadikan situs ini sebagai “teman” bacaan online Anda setiap harinya..!
_________________________________________________________________________________________
No comments:
Post a Comment