Thursday, September 4, 2008
Di Kolong Ibu Kembar Mengajar
Sepasang saudara kembar mencurahkan hidup untuk anak-anak miskin. Mereka membangun sekolah darurat dan menyalurkan murid ke dunia kerja.
Di Jakarta ini sangat sulit mencari orang seperti Sri Rosiyanti dan Sri Irianingsih. Dua perempuan kembar ini bukan hanya dermawan, melainkan juga mendedikasikan hidup untuk mengajar anak-anak miskin.
Ibu Kembar, begitu mereka biasa dipanggil. Mereka kini berumur 57 tahun. Seperti biasanya, pekan lalu keduanya berada di Sekolah Darurat Kartini Lodan, Ancol, Jakarta Utara. Sri Rosiyanti yang biasa disapa Bu Rosi sibuk mengawasi dua murid sekolah dasar sedang menyulam alas meja. Sementara Sri Irianingsih yang akrab disapa Bu Ryan sibuk mengajar matematika untuk anak kelas III sekolah dasar.
Tiap pukul 6 pagi Ibu Kembar meninggalkan rumah mereka di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara, untuk mengajar. Sebelum sampai sekolah mereka berbelanja untuk kebutuhan para murid. Belanjaan mereka macam-macam, mulai dari perlengkapan sekolah hingga bahan makanan untuk konsumsi 420 murid.
Sekolah gratisan itu menempati lahan 100 meter persegi. Atapnya jembatan layang jalan tol dan dindingnya kayu lapis. Bangunan sekolah itu hanya mempunyai satu pintu, tanpa jendela. Ruang kelas juga tak ada. Meja serta papan tulisnya buatan sendiri, dan tampak kasar. Tempat duduknya kursi plastik. Beberapa bagian lantai belum kering, baru saja ditambal. Seorang tukang batu masih sibuk menambal bagian lain lantai yang juga rusak.
Hebatnya, sekolah sempit ini memiliki 420 murid, mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah umum. Semua murid menggunakan ruang yang sama. Mereka tumplek-blek bagai ikan pindang dalam satu ruang.
Karena sekolah itu di bawah jembatan layang jalan tol, suara bising kendaraan terdengar dari ruang belajar. Namun para murid tak hirau, dan menganggap suara itu bagai angin lalu saja.
"Saya bangga, senang,
dan menikmati."
Setiap tahun sekolah ini meluluskan 100 murid dari berbagai tingkat, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah umum. "Saya bangga, senang, dan menikmati," kata Bu Rosi.
Ibu Kembar menjalani aktivitas ini sejak 1990. Mulanya mereka membuka sekolah darurat di Jembatan Tiga, Jakarta Barat. Enam tahun kemudian sekolah itu dipindah ke Lodan, Ancol. Ternyata sambutan orang tua murid sangat positif. Bahkan para preman di wilayah itu mendukung aktivitas Ibu Kembar, sehingga aman dari penggusuran dan gangguan lain.
Ide membuka sekolah bagi anak-anak miskin muncul saat Sri Rosiyanti melintas di kawasan Pluit, Jakarta Utara, tahun 1990. Saat itu terjadi tawuran yang melibatkan anak-anak dan remaja. Ia terpaksa berhenti dan menitipkan mobilnya di sebuah gudang untuk menghindari batu-batu yang beterbangan. Saat melihat tawuran itu ia menyaksikan rumah-rumah kardus di bawah jalan tol.
"Betapa kasihan mereka, hidup sengsara," katanya. "Tanpa pendidikan, mereka tidak akan hidup layak seperti manusia lainnya yang sudah bermartabat."
Sri Rosiyanti tak mau diam saja dan hanya menyalahkan pemerintah yang tidak berbuat apa-apa. Sejak itu ia bertekad membuat sekolah bagi warga permukiman kumuh. Pada 1996, adiknya, Sri Irianingsih, bergabung sepulang mengikuti suami yang berdinas di pedalaman Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Ibu Kembar pun memulai kegiatan sosial ini dengan modal sendiri. Bu Rosi memang tidak mau menerima bantuan lembaga asing, yang dianggapnya terlalu mengatur. Ia pernah didatangi lembaga asing yang menjanjikan bantuan tapi dengan syarat tidak boleh mengajarkan baca-tulis. Tentu saja ia menolak. "Kamu tak boleh mengatur. Ini negara saya," ujarnya tegas.
Untuk membiayai sekolah itu, Ibu Kembar mengeluarkan Rp 25 juta per bulan dari kantong pribadi. Uang itu digunakan untuk konsumsi para murid, gaji guru,perawatan sekolah, dan keperluan lain. Uang sebanyak itu ia ambil dari cara memotong 25% penghasilan suami Bu Rosi yang merupakan dokter spesialis kandungan.
Sebelum membuka sekolah darurat, Bu Rosi pernah menjadi guru sukarela untuk anak-anak pedalaman di Kalimantan. Saat itu ia mengikuti suaminya yang bertugas di pedalaman Kalimantan. Maklum, anak ke tujuh dari delapan bersaudara ini lulusan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Semarang, Jawa Tengah. Dengan menjadi guru sukarela, ia bisa mempraktikkan ilmunya sebagai sarjana pendidikan.
"Tanpa pendidikan,
mereka tidak akan
hidup layak seperti
manusia lainnya yang
sudah bermartabat."
Jiwa kedermawanan Sri Rosiyanti dan Sri Irianingsih tidak datang tiba-tiba. Sikap murah hati memang dipupuk ayah mereka sejak kecil. Sang ayah, Edi Soeharno, insinyur lulusan Institut Teknologi Bandung. Ibunya, RA Soeminah, guru kepandaian putri. Dua sosok yang paling dikagumi itulah yang membentuk kepribadian Ibu Kembar.
Ibu Kembar sangat terkesan pada salah satu tindakan ayahnya waktu mereka masih kecil. Ayahnya yang merupakan "tuan tanah" membagi-bagikan berhektare-hektare tanahnya untuk warga miskin di Semarang. Bahkan, saking pemurahnya, sang ayah rela "hanya" menyisakan 600 meter persegi tanah untuk keluarganya.
Upaya Ibu Kembar mendirikan sekolah darurat sejak 1990 bukan tanpa hasil. Saat ini banyak mantan muridnya yang sudah "jadi orang". Ada yang menjadi polisi, tentara, wartawan, manajer, dan pengusaha. Kini Ibu Kembar sering menyalurkan mantan anak didiknya untuk bekerja di mal-mal yang makin marak di Jakarta.
Tapi itu semua bukan akhir dari mimpi Ibu Kembar. Ia masih punya cita-cita lain. Ia ingin membuat asrama bagi anak-anak jalanan. "Anak gelandangan saya ambil, saya asramakan, saya sekolahin," kata Bu Ryan. (E2)
Sumber: www.vhrmedia.com
"Klik di gambar atau tulisan2 diatas/dibawah ini ! "/"Click on Pictures or Text on above/below " :
SELAMAT DATANG ...
Situs blog “Berita harianku” adalah situs blog yang berisi aneka informasi meliputi: berbagai macam artikel menarik dan unik yang diambil dari berbagai situs, informasi berita harian dari berbagai situs : kompas, liputan 6, detik, media Indonesia , antara, tempo dll, juga terdapat aneka link situs informasi seputar kesehatan, pengetahuan, kuliner, wisata, serta info-info menarik lainnya yang bermanfaat untuk Anda.
Situs blog “Berita harianku “ hadir untuk membantu memberikan layanan aneka informasi bermanfaat bagi Anda, bukan bermaksud untuk “menjiplak”/”mengcopy” artikel, melainkan untuk membantu mengumpulkan berbagai artikel menarik dari berbagai situs agar semakin banyak diketahui masyarakat luas. Turut berperan dalam memperhatikan kode etik jurnalistik serta hak cipta, dengan cara mencantumkan dan mempopulerkan situs asal sumber artikel serta penulisnya. Atas keberatan pemuatan artikel di situs blog ini, atau kritik dan saran, mohon kirim email ke aeroorigami@yahoo.com.
Segala bentuk layanan penjualan atau iklan di situs ini, bukan merupakan sebuah rekomendasi melainkan hanya sebagai penyampai informasi saja… Nikmati sajian informasi dari situs blog “Berita harianku” dan…Jadikan situs ini sebagai “teman” bacaan online Anda setiap harinya..!
_________________________________________________________________________________________
No comments:
Post a Comment