Yoyong: Pembuat Miniatur Gerobak Cantik
Written by R. Suryanto
Monday, 27 October 2008
Berawal dari hobi mengoleksi pernak-pernik kecil, sekarang Syumeiraty Rashando atau biasa dipanggil Yoyong berhasil membuat miniatur yang sama persis dengan aslinya. Bahkan pada tahun 2006, Yoyong mendapat penghargaan dari MURI karena dinilai pemrakarsa dan pembuat miniatur tempat penjualan makanan khas Indonesia terbanyak.
Kalau kita melihat miniatur gerobak bakso buatan Yoyong, kesan pertama begitu memperhatikan adalah dia sangat detail dan teliti. Pernak-pernik dari perangkat gerobak bakso sangat komplet. Ada mie putih, mie kuning, bakso, saus tomat, sambel, mangkok bakso, sendok, dan selada. Semua terkesan natural. Orang yang baru pertama kali melihatnya pasti takjub.
Hampir semua miniatur gerobak tradisional tempat penjualan makanan sudah ia buat. Antara lain: miniatur gerobak siomay, rujak uleg, baso tahu, es nong-nong, buah potong, nasi goreng, martabak, gorengan, pop corn, dan masih banyak lagi. Miniatur kios rokok, dan asongan rokok juga ia buat. Selain gerobak penjualan, Yoyong juga membuat tiruan aneka jenis makanan seperti roti, mie ayam dalam mangkuk, gado-gado, pizza, spagheti, bubur ayam, dan masih banyak lagi. Orang yang melihat tidak akan mengira, kalau makanan itu sebenarnya palsu.
Miniatur ini ia buat dari bahan clay atau lilin plastik. Hampir semua karyawannya sudah bisa membuatnya, kecuali pada pewarnaan. “Untuk mendapatkan warna yang persis dengan aslinya memang sulit dan perlu insting tersendiri. Makanya untuk pewarnaan masih saya pegang sendiri, “ terang Yoyong.
Menurut Yoyong, apa yang telah ia capai bukannya tanpa proses. Sejak SMP ia memang sudah suka dengan pelajaran prakarya. Hampir semua kerajinan tangan ia buat sendiri. Kebanyakan untuk diri sendiri, atau sesekali diberikan untuk saudara dan teman. Ia merasa selalu tertantang untuk membuat kerajinan unik dan cantik yang ia temui.
Dari situ ia terus mencari ide dan inspirasi untuk memuaskan ’dahaga’nya. Internet dan majalah menjadi pelariannya. ”Saya senang dengan hasil-hasil kerajinan dari Belanda dan Jepang, keren-keren,” ujar ibu 2 anak ini .
sSebelum menggeluti bidang ini, 1995 ia pernah terjun ke bisnis gift shop yang menjual aneka pernak-pernik perempuan seperti boneka, gantungan kunci, tempat HP dan sebagainya. Pada tahun 2000, omzetnya mencapai ratusan juta rupiah per bulan dengan jumlah karyawan hingga 50 orang. ”Tetapi karena banyaknya yang meniru dan persaingan yang sangat ketat, usaha ini akhirnya kami tutup karena makin sepi,” jelas Yoyong.
Di Crayon’s Craft & Co ini, Yoyong juga membuka kursus secara gratis. Jadi pengunjung hanya membeli bahannya saja, lalu bisa kursus sampai bisa. Bahkan kalau belum bisa juga pada hari itu, ia bisa datang lagi di lain kesempatan. Kursus yang diajarkan antara lain: sula pita, clay, paper tole, origami, boneka kawat dan masih banyak lagi. Di tempat kursus itu, Jl. Aceh 15 Bandung, ia dibantu 10 pengajar. ”Kursus kami adakan dari Senin sampai Sabtu, pukul 09.00 WIB – 18.00 WIB,” jelas istri Handi Susilo Yurianto ini. Tempat kursusnya setiap hari rata-rata dikunjungi 20-60 orang. Anda berminat?
R. Suryanto Foto-foto: R. Suryanto
Sumber artikel & gambar: http:
//klubnova.tabloidnova.com
No comments:
Post a Comment