Tentang Kolase

Istiah kolase diperkenalkan kepada anak-anak sekolah melalui aktivitas menghias kendi, hiasan dinding dengan biji-bijian atau potongan perca. Menurut kamus Modern Art: A Collins- Larousse Concise Encyclopedia, kolase (collage) adalah sebuah cabang dari seni rupa yang menliputi kegiatan menempel potongan-potongan kertas atau material lain untuk membentuk sebuah desain rancangan tertentu.

Semua kegiatan “perakitan” beraneka bahan menjadi buah karya seni. Mialnya. Merakit dan merekatkan kertas, kayu, metal, baran-barang bekas, bahkan sampah.

Seni kolase berlawanan sifatnya dengan seni lukis, pahat atau cetak, dimana karya yang dihasilkan tidak lagi memperlihatkan bentuk asal material yang dipakai . Pada seni lukis, misanya, dari kavas putih menjadi lukisan yang berwarna-warni.

Di dalam seni kolase bentuk asli dari material yang digunakaan harus tetap terlihat. Jadi kalau menggunakan kerang-kerangan atau potongan-potongan foto,material tersebut harus masih dapat dikenali bentuk aslinya walau sudah dirakit menjadi satu kesatuan.

Dalam sejarahnya, seni kolase berkembang pesat di Venice, Italia, kira-kira pada abad ke 17.Selanjutnya, seni ini kian berkembang di Perancis, Inggri, Jerman, dan kota-kota lain di Eropa.

Kolase menjadi media yang digaemari Kalangan seniman karena unik dan menuntut daya kereativitas tinggi . Pelukis Pablo Picaso, Beorges Brawe , dan Max Ernst terkenal dengan karya lukis memakai teknik kolase kertas, kain dan berbagai objek lainnya .

Henry Mattise adalah salah satu seniman yang beralih kepada seni kolase ketika jari-jari tanganya terserang arthritis seningga tak mampu malukis lagi.

Mattise memotong-motong kertas warna dalam ukuran besar dengan berbagai bentuk sehingga tercipta mural kertas yang indah.

Bermain sambil berkreasi

Kolase memiliki unsur penddikan yang komplet bagi kita. Dengan berkolase, kita tidak sekedar bermain dan berkreasi tetapi juga belajar mengenal bentuk-bentuk geometris dan warna serta melatih kemampuan motorik halus kita. Selain itu, kolase juga membantu kemampuan berbahasa kita. Soalnya, kalau kolase sudah selesai, kita bisa jelaskan makna di balik hasil karya kita itu kepada guru-guru dan ayah-ibu.

Makannya, saat membuat kolase kita harus bebas menyalurkan apapun gagasan yang hendak kita buat. Karena konon. Hasil karya seni juga dapat membperlihatkan keseluruhan tingkat kecerdasan intelegensi kita

Seni kolase ini bisa dilaukan secara beekelompok dengan 3-4 anak dalam satu tim. Atau sendiri-sendri, tetapi tetap dalam satu meja. Meskipun menggunakn bahan yagn sama, karya yang dihasilkan biasanya akan berbeda satu sama lain.

Pemanfaatan bahan-bahan yang sudah tidak terpakai atau sampah ini mendukung gerakan mendaur-ulang yang saat ini sedang marak dilakukan. Kertas-kertas bekas , plastik, bahkan dedaunan, apabila diaplikasi ke medium datar maupun tiga dimensi, dapat mengshasilkan kaya seni yang unik dan menarik.

Dengan kegiatan kolase ini, kita dilatih kepekaan estetis dan berempati pada barang-barang yang sudah tidak dipakai lagi. Siapa tahu kreativitas kita merakit bahan-bahan bekas mampu mengasilkan karya kolase yang indah dan berdaya guna.


Sumber artikel dan gambar: http://indigenouskid.wordpress.com/2008/08/06/kolase/