SURABAYA | SURYA.CO.ID - Pizza berasal dari Italia, ketika masuk ke negara lain bentuk dan isinya sudah disesuaikan sesuai selera lokal. Sehingga bermunculan banyak jenis pizza saat ini, entah gaya asli Italia, Sisilia, Yunani, New York, Chicago, bahkan Meksiko.
Adonan dasar pizza, disebut crust di Amerika Serikat dan Kanada, terdiri dari dua bentuk yaitu tebal dan tipis. Sedangkan isian (topping) sesuai selera. Ada kalanya orang lebih suka banyak bawang Bombay di atas adonan pizza, ada juga yang menyukai lebih banyak keju mozarella atau makanan laut.
Memanggang pizza bisa dilakukan dengan berbagai cara. Untuk restoran biasanya memakai oven listrik dan tungku terbuat dari batu bata yang memakai kayu atau batubara. Di rumah, bisa memakai oven biasa atau alat panggang barbecue.
Resep asli pizza dari Italia disebut Neapolitan pizza yang dibuat dengan bahan-bahan lokal. Seperti saus tomat San Marzano yang tumbuh di lereng pegunungan hingga sebelah Selatan Gunung Vesuvius. Kejunya juga istimewa, yaitu keju mozzarella di Bufala Campana terbuat dari air susu kerbau yang diternak di kawasan Campania dan Lazio.
Sementara adonan dasar pizza terdiri dari tepung gandum Italia tipe 0,00 atau kombinasi keduanya, fermipan asli dari Neapolitan, garam dan air. Agar hasil lebih optimal, digunakan pula tepung terigu protein tinggi. Semua bahan diuleni dengan tangan atau mixer berkecepatan rendah.
Setelah mengembang, adonan dibentuk dengan tangan tanpa bantuan rol kayu atau alat lainnya hingga ketebalan 3 mm. Lalu, dipanggang pada tungku batu yang dibakar dengan kayu oak selama 60 detik - 90 detik dengan suhu 485 derajat Celcius.
Nah… resep buatan chef Ni Ketut Bhakti dari Hotel Shangri-La Surabaya, dia memakai tepung terigu protein tinggi karena memiliki gluten yang kuat. Beda dengan membuat cookies yang perlu tepung terigu protein rendah, atau cake dengan tepung terigu protein sedang.
“Pizza di Italia ada juga yang dibuat dari tepung kentang,” ujar Ni Ketut. Minyak yang dipakai sebagai adonan dasar tidak selalu zaitun. Bisa juga diganti dengan minyak sayur atau minyak jagung. Asal dua bahan dasar pizza tidak boleh ditinggalkan yaitu keju mozarella dan saus tomat.
Ni Ketut membuat dua resep, Pizza Calzone yang berbentuk seperti pastel raksasa dengan topping seafood, serta Pizza Volcano seperti gunung api yang terasa lezat dengan campuran daging cincang dan sayuran, termasuk bawang Bombay.
Cara panggangnya memakai tungku batu berceruk dalam. Supaya bisa menjangkau ke dalam, chef memakai sekop panjang disebut peel. Supaya bentuk gunung berapi pada Pizza Volcano tercapai, adonan harus dikunci dengan olesan telur dan ditekan dengan gigi garpu.
Saat terkena suhu panas, adonan akan mengembang. “Efek gunung akan terbentuk ketika suhu panas dalam adonan yang bertumpuk itu naik. Karena tidak bisa keluar, bentuknya menggembung seperti gunung,” terang Ni Ketut. Agar warna kecokelatan merata, putar-putar pizza di dalam tungku.
Anda pun bisa mencobanya di rumah meski tidak bisa mendapat bentuk sempurna seperti gunung. Yaitu dengan menambahkan batu bata ke dalam oven. Namun, mampu memperkuat aroma pizza yang lezat dan khas. Pizza sendiri menjadi makanan utama pada siang hari di Italia. Molto squisito! ida
Sumber artikel dan gambar : surya.co.id
No comments:
Post a Comment