Bersama suami dan anak-anak melewatkan Sabtu-Minggu di Bandung, asyik juga mampir ke Rumah Sosis. Apalagi kalau sekeluarga kebetulan penggemar berat sosis.
Di resto berkonsep eat, swim, and play, ini selain bisa menikmati aneka hidangan sosis sebagai menu andalan, anak-anak juga dimanjakan berbagai permainan menantang.
Mumpung Anak Masih Libur
Tak sulit menemukan Rumah Sosis. Begitu pengunjung dari Jakarta menginjakkan kaki di Kota Kembang, dalam waktu tak lebih 20 menit, resto berdesain rumah joglo khas Sunda, dilengkapi beberapa gazebo, sudah di depan mata. Lokasinya terbilang strategis persis di sebelah kiri jalan (dari pusat kota) menuju arah Lembang.
Sabtu sore dua pekan lalu, Susi bersama suami dan dua buah hatinya; Griselda,11 dan Aldo, 8, tampak menikmati kebersamaan.
Dari Jakarta, Susi sekeluarga yang maniak sosis sengaja datang ke tempat ini.
Mumpung anak-anak masih libur, kata Susi.
Begitu mencicipi menu sosis ala Rumah Sosis, Susi langsung memberi acungan jempol.
Saya kasih nilai 9 untuk sosisnya. Dari penyajiannya sudah menggugah selera. Terus terang, saya sudah keliling ke toko manapun, tapi baru di sini ada sosis yang dapat dikatakan sebagai healthy food, ujar Susi, antusias.
Yang membuatnya lebih bersemangat, �Arealnya cukup luas sehingga anak-anak bisa bermain sepuasnya. Sementara itu, orang tuanya berbelanja sosis mentah untuk dibawa pulang. Bahkan saya sarankan di sini juga ada FO (factory outlet) nya. Jadi lengkap deh mau ngapain aja bisa. Ayahnya makan, anaknya main, ibunya belanja pakaian,� kata Susi, tertawa lebar.
Seperti Ada yang Kurang
Fira, siswa kelas 1 SMP di Tangerang yang semula mengaku tak terlalu suka makanan olahan daging ini pun langsung ketagihan begitu merasakan menu andalan Rumah Sosis.
Suasananya enak, makannya juga enak. Saya sudah dua kali ke sini. Kebetulan sekarang masih libur sekolah, saya kembali lagi ke sini,� kata Fira.
Istilahnya sekarang, ke Bandung kalau nggak mampir ke Rumah Sosis rasanya seperti ada yang kurang,� lanjutnya, sambil melahap sosis bakar rasa black pepper (lada hitam). Fira datang bersama tante dan saudara sepupunya
Hm�, nendang banget rasanya. Enaknya di sini, kita nggak cuma bisa makan sosis karena menunya beragam. Salah satunya, saya bisa juga nyobain chicken steak favorit saya. Untuk rasanya lumayan lah, nggak kalah dengan restoran favorit saya yang ada di Jakarta. Mak Nyus deh pokoknya,� tambah Fira, seraya menirukan gaya khas Bondan Winarno.
Banyak hal bisa dilakukan anak-anak di Rumah Sosis. Main flying fox, gokart, rumah pohon, mandi bola, naik becak, bersepeda, atau berenang.
Selain menikmati beragam menu sosis sembari menikmati keceriaan anak-anak, orang tua bisa belanja sosis mentah dalam kemasan frozen atau mencoba ketan bakar dan jus stroberi segar.
Soal harga dan kepuasan, Susi punya komentar. �Pantaslah. Untuk sosis dengan kualitas A seperti Rumah Sosis, harga nggak masalah. Kalau di tempat lain sosisnya warna merah, pakai zat pewarna barangkali. Saya rutin ke Bandung hanya untuk mencari sosis. Dulu sebelum ke sini, saya beli di tempat lain. Tapi karena tempatnya kurang mendukung, akhirnya saya lebih memilih ke Rumah Sosis. Untuk anak-anak saya yang sudah lumayan gede, jenis permainan yang ada cukup menantang, kok, seperti flying fox dan ATV. Tapi sayang, untuk flying foxnya terlalu pendek tuh,� tutur Susi.
Aman Untuk Anak Autis
Rumah Sosis memang ditujukan untuk keluarga. Di hari-hari biasa, arena permainan anak tutup. Kalau datang di hari biasa, pengunjung hanya bisa ke toko sosis dan berenang.
Jangan kaget kalau Rumah Sosis terkesan sepi pengunjung di hari-hari biasa. Ramainya di sini, Jumat, Sabtu, Minggu atau hari libur sekolah dan nasional,� terang Daniel Tjahjadi, manager operasional Rumah Sosis.
Daniel juga memastikan, hidangannya adalah makanan sehat.
Kami ingin kasih tahu bahwa sosis di sini adalah sosis yang healthy food. Tanpa pengawet, MSG, zat pewarna, halal dan tanpa tepung. Sehingga, anak autis pun aman mengonsumsi sosis kami. Kulitnya terbuat dari rumput laut, jadi nggak usah dikupas lagi. Pabrik bersertifikat HACCP,� terang Daniel.
Sumber: http://www.tabloid-wanita-indonesia.com
No comments:
Post a Comment