Nikmatnya Daging kebab

Menusuk daging lalu membakarnya di atas api, mungkin merupakan teknik memasak yang paling tua yang dikenal manusia. Hingga kini, teknik memasak itu boleh dibilang masih merupakan teknik pengolahan hidangan yang terbaik.

Wangi daging gosong di pinggirnya, sementara bagian tengah daging lembab, tetap mampu memancing selera makan semua bangsa dari berbagai peradaban. Mulai dari sate yang kita kenal, yakitori-nya orang Jepang, hingga brochettes milik bangsa Perancis. Namun, dari berbagai jenis hidangan kebab, kebab asal Timur Tengahlah yang paling istimewa. Siapa yang tidak kenal shish kebab atau kofta yang lezat itu.




Begitu lezatnya hingga Christopher Columbus saat berkunjung ke Portugis menikmati shish kebab yang dimarinate dalam anggur dan dipanggang di alam terbuka.

Konon, kebab yang dalam literatur berarti masakan yang ditusuk, berasal dari Turki. Di negara asalnya dan Timur Tengah, bahan yang disukai untuk membuat kebab adalah daging biri-biri atau daging domba. Namun, tidak berarti bahan makanan lain tidak bisa dibuat kebab.

Di negara asalnya, dikenal tiga jenis kebab berdasarkan cara penyajiannya. Doner kebab yang terbuat dari lapisan daging bagian bawah dan bagian kaki atas domba yang dipanggang dengan cara diputar pelahan di atas panggangan. Setelah lapisan luar dagingnya terbakar, potong tipis dan sajikan. Shish kebab adalah panggang daging bagian samping yang dipotong berbentuk kubus dan ditusuk seperti sate. Dan kofte kebab yang merupakan daging bagian bawah yang dibentuk bulatan mirip bakso yang kemudian dibakar, diasap, atau digoreng.

Selain Turki dan negara Timur Tengah, kebab India juga tidak kalah terkenalnya. Maklum, ada hal unik yang berhubungan dengan pembuatan kebab India, yaitu dibakar dalam tandoor. Sehingga, kebab ala India memiliki rasa dan aroma yang khas.

Panggangan khas India ini terbuat dari tanah liat dengan sisi berbentuk lingkaran setinggi 150 sentimeter, dengan arang di bagian dasarnya sebagai sumber panas. Memanggang dengan tandoor akan membuat masakan lebih cepat matang karena panas apinya besar dan tersebar secara merata.

Sayangnya, bentuk tandoor yang unik itu sama sekali tidak cocok jika dibuat di dapur yang hanya digunakan untuk memanggang ayam, daging, atau ikan sesekali saja. Padahal, hasil panggangan dengan tandoor memiliki kelezatan tersendiri. Bagian luarnya garing, namun bagian dalamnya masih basah. Belum lagi aroma khasnya yang tidak bisa didapatkan jika memanggang tanpa tandoor.

Kelezatan kebab semakin sempurna jika disantap bersama naan, roti khas India, yang juga dibakar menggunakan tandoor. Silakan pilih bersantap kebab dengan khandani naan, makhni naan, lazeez naan, tandoori roti, atau romali roti yang dikenal dengan handkerchief bread. Semuanya, ehm! (Diah A. Chandra/Sapto Pradityo/Martua Manullang)
sumber: www.korantempo.com