Secara sekilas, toko Cemal Cemil yang terletak di Kemang Selatan I/20, Jakarta Selatan ini, tak ada yang istimewa. Apalagi jika Anda melewatinya dengan terburu-buru, sehingga plang tokonya yang didisain sederhana dan tidak mencolok pasti akan terlewat begitu saja.
Kejutan istimewa baru akan Anda rasakan saat memasuki toko mungil tersebut, terutama bagi mereka yang lahir di era 70 atau 80-an. Berbagai jajanan jaman dulu alias jadul yang dipajang di toko Cemal Cemil, pasti akan membuat Anda membelalakkan mata dan memekik "Ya ammpuuuuunn...."
Tak percaya? Sebenarnya itulah reaksi pertama yang dialami halohalo.co.id saat mampir ke toko ini. Beragam jajanan yang dijual di sini, akan membuat ingatan Anda kembali ke masa kecil atau jaman SD yang sudah puluhan tahun berlalu. Sebut saja cemilan semacam telur cicak, cokelat cap ayam jago, balon-balon pelembungan, permen rokok, permen karet berbungkus kotak dan beragam lainnya.
Menjual Nostalgia
Ragam cemilan yang mungkin sudah termasuk 'barang langka' ini, di tata pada tampah dan toples unik berbentuk kaleng kerupuk mini. Selain cemilan, ada juga mainan-mainan yang tak kalah jadulnya, seperti kapal tuktuk, gasing, bebek-bebekan besi, yoyo, bekel, congklak (dakon), dan lainnya.
Melihat reaksi takjub saya, Eby, sang penggagas Cemal Cemil serta merta tertawa. "Memang itulah tujuan kami, biar orang-orang yang datang kesini memekik 'iiihhh ya ampuuuun kok masih ada sih kayak beginian…'" tukas ibu dari Jessica (8,5), Jason (5,5) dan Justin (2,5) ini.
Ide pembuatan toko Cemal Cemil, kata Eby, berawal dari hobinya jalan-jalan. Karirnya di dunia advertising yang kerap menantang kreativitasnya, memunculkan ide untuk mendirikan toko khusus yang menjual cemilan tempo dulu yang kini sudah mulai dilupakan.
Bersama dua teman kantornya, Satyo dan Yeanny, mereka pun mendirikan Cemal Cemil. "Waktu itu mikir mau bikin usaha apa ya…, kebetulan Yeanny itu orangnya suka ngoleksi yang kuno-kuno dan kita suka jalan-jalan hingga nemu yang kuno-kuno itu," kisah Eby, seraya menunjukkan kartu nama yang didisain bergambar kartun ketiganya.
Akhirnya di tahun 2003, tercetuslah ide untuk mendirikan Cemal Cemil yang awalnya hanya menawarkan makanan khusus jajanan jadul yang mulai langka di pasaran. Tak disangka, rupanya usaha mereka disambut baik pasar.
"Kami memang sengaja membidik ibu-ibu yang ingin bernostalgia dengan jajanan masa lalunya," ujar Eby. Rupanya sasaran Cemal Cemil tepat, karena ibu-ibu yang datang ke toko dengan membawa anak-anak mereka, akan langsung bernostalgia dan terkenang akan masa kecilnya.
Tak heran bila toko Cemal Cemil langsung berkembang. Padahal, dulunya mereka hanya punya sebuah show room yang dikelola secara sederhana, jenis jajanannya pun masih belum terlalu banyak. Tempatnya pun masih 'numpang' di sebuah restoran di Kemang.
Menyesuaikan Dengan Permintaan
Akibat jajanan yang mereka jual sudah termasuk susah di cari, Eby mengaku menemukan banyak kejadian menarik saat memburunya. Bersama kedua temannya, ia memburu jajanan tersebut hingga ke pasar-pasar tradisional di daerah pinggiran, seperti Bekasi, Bogor dan Pasar Cipanas.
Seiring perburuannya, mereka pun memutuskan untuk ikut menambah mainan-mainan tradisional sebagai salah satu barang jualan mereka. "Kami juga menemukan mainan anak-anak jaman dulu yang unik-unik. Ada congklak, kapal tuk-tuk, wayang kecil, gasing, dan masih banyak lagi," jelasnya.
Awalnya, berbagai mainan tradisional ini hanya mereka jadikan sebagai pelengkap saja, misalnya bonus bila membeli beberapa jenis cemilan sekaligus. Tapi seiring perkembangan bisnis dan permintaan konsumen, akhirnya mainan-mainan ini pun ikut dijual dengan harga terpisah.
Berdasarkan permintaan pula, jajanan Cemal Cemil yang tadinya dijual eceran, akhirnya menyediakan berbagai jenis paket. Seperti paket ulang tahun, dengan kisaran harga Rp. 15 ribu hingga Rp. 50 ribu (tergantung isi), serta parsel seharga Rp. 275 ribu hingga Rp. 400 ribu.
Ide paket Cemal Cemil ini, diaku Eby, muncul dari Tika Bisono. Saat itu, psikolog yang juga artis ini beberapa kali mampir ke tokonya dan terkesan dengan jajanan jadul yang ditawarkan.
Di saat yang hampir bersamaan, Tika hendak merayakan ulangtahun putrinya. Maka ia pun memesan beberapa jajanan serta mainan dari Cemal Cemil, untuk dimasukkan ke dalam kemasan goodiebag yang akan di bawa pulang tamu putrinya.
Rupanya, cara ini sangat efektif untuk berpromosi. Dari setiap goodiebag yang dibawa pulang anak-anak, orangtuanya akan surprise dengan isinya. "Mereka akan bilang, 'Oh ya ampun, masih ada ya jajanan kayak gini'," tutur Eby.
Tak jarang, para orangtua tersebut akan datang langsung ke Cemal Cemil untuk belanja, bahkan memesan untuk paket ultah anaknya juga.
Usaha yang awalnya hanya bisnis sampingan ketiga sahabat ini, ternyata berkembang lumayan pesat. Hanya dalam waktu delapan bulan saja, modal mereka bertiga sebesar Rp. 60 juta pun sudah dapat kembali. Saat ini pun, omset toko Cemal Cemil sudah mencapai sekitar Rp. 6 juta per bulan.
Tapi tak ada usaha yang tanpa kendala, sebab Eby menuturkan bahwa ia sering mengalami kesulitan mencari persediaan barang dagangannya. Maklum saja, pasokan barang toko mereka kadang didapat secara 'untung-untungan' dan tak dapat dipastikan ketersediaannya.
"Kami sering menghadapi pedagang kecil yang kerjanya memang santai," jelasnya. Contohnya, suatu saat mereka bertemu dengan kakek-kakek yang jualan mainan kuda-kudaan di Pasar Sleman, Yogyakarta. "Setelah barangnya kami borong dan mau pesan lagi, dia malah bilang mau istirahat dulu untuk pulang kampung," pungkasnya, sembari tertawa. (Teti)
Sumber: http://www.halohalo.co.id
No comments:
Post a Comment